Sabtu, 26 Mei 2012

bore up shogun 125

Shogun 125 dibore up buat drag tapi aman buat harian? Wah ini susah
ngejawabnya. Buat ikutan drag itu berarti mesin diset untuk jarak
tertentu (201 m). Untuk drag bike resmi misalnya maka agar maksimal spek
ubahan pun tergolong ekstrem. Prinsip ini jauh berbeda dengan motor
harian yang seringnya hanya bisa mengeksplorasi performa mesin di rpm
bawah dan tengah.

Lain cerita jika peruntukkan buat harian tapi performa hebat setidaknya tak jauh tertinggal ketimbang pacuan drag.

Eh, by the way, Shogun 125 dibore up berarti kapasitas tembus 130 cc.
Sebagai info, panjang langkah Shogun 125 adalah 55,2 mm. Buat contoh,
jika dipasang seher oversize 150 saja yang berarti seher berdiameter 55
mm, maka kapasitas isi silinder menjadi 131 cc. Masalahnya, cc sebesar
itu sudah melewati regulasi Kelas Bebek 4 Tak 125 cc di lomba dragbike,
yakni mentok di 130 cc? Parahnya, jika untuk kapasitas lebih dari itu,
motor bebek hanya bisa berlomba di Kelas FFA 4 Tak s/d 250cc! Kecuali
kalau ada pembukaan kelas lomba baru macam Kelas Bebek 4 Tak FFA s/d
200cc macam drag di Yogya atau Kelas Bebek 4 Tak Tune Up s/d 155cc macam
drag di Gresik.
Tentu lain cerita jika drag yang sobat maksud adalah bali alias balap liar.

So, jika itu yang dimau, saran OP gunakan piston Suzuki Thunder 125.
Diameternya 57 mm, Sob. Itu artinya kapasitas mesin Shogun 125 Sobat
menjadi 141,4 cc! Keuntungan gunakan seher Thunder 125 ada pada ukuran
pen piston, sama persis dengan Shogun 125 yakni 14 mm. Jadi aplikasinya
gak merepotkan.

Hanya saja untuk memasangnya, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan agar overbore sukses. Pertama, boring Shogun 125 mesti
diganti. Itu karena diameter luar boring cuman 60,5 mm. Begitu dimasuki
piston Thunder 125, ketebalan boring tinggal sekitar 1,75 mm.

Angka ketebalan liner segitu R2 sebut terlalu rawan buat motor
harian. Seher gampang muai, bisa-bisa rawan macet. Sebaiknya sih minimal
ketebalannya 2 mm. Tetapi memang beberapa mekanik mengaku berani
menerapkan kolter hingga liner tersisa 1,5 mm. Pilihannya tentu kembali
ke diri sobat.

Langsung main kolter sih bisa-bisa saja. Namun karena sisanya
sebegitu tipis, sobat mesti yakin mekanik kolter penggarap bisa
melakukan tugasnya dengan baik.

Oh ya, seher plus ring plus pen seher Thunder 125 bisa ditebus dengan
duit Rp 245.200. Sedangkan jika sobat melakukan ganti boring biayanya
berkisar Rp 100.000.

Eh selain seher Thunder ada pilihan lain yakni menggunakan piston
aftermarket dari Daytona khusus buat Shogun, Smash, hingga Shogun 125
tersedia piston bore up 58 mm. Lengkap dengan paking dihargai Rp
300.000. Kalau mau, kontak langsung Daytona Nagata, Jl. Pasar Kembang
84B, Surabaya (hari Minggu buka), telepon (031)71411362 – 71612023.
Tentu saja untuk piston Daytona ini liner standar yang tersisa makin
tipis, tinggal 1,25 mm!
Soal urusan klep, ini tergantung dari tujuan sobat. Kalau mau mengejar power di rpm atas memang paling sip ukuran klep digedein.

Begini, setelah bore up hingga 140 cc. Maka yang terasa di mesin
adalah tenaga putaran bawah makin menggila. Tetapi ini sekaligus membuat
napas mesin pendek. Itu karena terlalu cepatnya mesin bergasing ke rpm
lebih tinggi.

Selain itu kecepatan gas menjadi terlalu besar karena perbandingan
ukuran luasan klep masuk dibanding luasan seher. Dengan teknologi
pasokan bahan bakar karburator, hal ini jadi masalah besar. Sebab bahan
bakar bakal sulit mengabut dan suplainya terganggu.

Karena efek-efek negatifnya tadi maka faktor lain terutama di kepala
silinder harus diselaraskan. Untuk sekadar harian sih, penerapan seher
Thunder 125 cukup dilayani klep standar yang punya spek exhaust 21 mm
dan intake 25 mm.

Begitu ketemu jalur rada panjang, maka bakal terasa sekali napas
mesin habis di putaran tinggi. Karena itu mau tak mau, klep wajib
dibesarkan diameternya. Setidaknya klep kombinasi 28/23 mm bisa jadi
pilihan.

Pilihan klep itu banyak di pasaran. Sobat bisa gunakan produk
aftermarket dari merek DTN yang dilego Rp 110 ribu, Daytona yang Rp 150
ribu, TK sekitar Rp 275 ribu, TDR Rp 250 ribu. Selain aftermarket ada
juga kanibalan dari Honda Sonic yang berspek 28/24 mm, yang ini dihargai
sekitar Rp 200 ribu. Atau pasang comotan CS-1 dengan spek 28/24 seharga
Rp 120 ribu.

Menerapkan klep gede sekaligus membesarkan volume dan luasan ruang
bakar yang memperbaiki kinerja mesin terutama di putaran tinggi. Tentu
saja ini diikuti dengan ubah durasi kem agar lebih lama demi napas mesin
lebih panjang. Kuncinya adalah penataan kompresi.
Masih berhubungan dengan hal ini pegas klep wajib ganti minimal dengan bawaan Shogun 110.

Sedang untuk karburator pilihannya adalah Keihin PE 28 atau lebih
dikenal dengan karburator NSR SP, harganya sekitar Rp 600 ribu.

Soal urusan setting spuyer, ini tergantung ubahan yang telah
dilakukan. Namun sebagai contoh, jika pasang seher Thunder 125 dengan
spek klep masih standar maka spuyer pilot berada di kisaran 42,5
sedangkan main jet berkisar 115.
  • Final Gear

Urusan final gear atau perbandingan gigi akhir sekali lagi
berhubungan erat dengan ubahan yang dilakukan. Sekali lagi untuk contoh
jika mesin dipasangi seher Thunder 125 dengan klep standar maka final
gear boleh saja menggunakan standar. Itu karena rasio gigi Shogun 125
tergolong berat. Terutama gigi ke-4 yang ngedrop banget.

Namun untuk keperluan jalur relatif panjang, gir depan boleh
dikecilkan 1 mata atau jika di gir belakang bisa turun hingga 2 mata.
Singkatnya final gear dibikin lebih berat.
  • Pengapian (CDI or Coil)

Koil standar masih oke buat mesin bore up. Kalau pengin dahsyat boleh
pasang koil YZ yang berharga di kisaran Rp 500 ribu. Sementara soal CDI
pilihannya beragam, jika harga jadi patokan maka untuk rentang Rp 350
ribu, sobat bisa gunakan CDI dari BRT tipe Hyperband atau XP. Sedang
jika ada budget lebih boleh gunakan CDI Rextor yang diecer Rp 500 ribu.
Selamat Mencoba  !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar