Sangat
menarik untuk merancang mesin balap skubek atau skutik Kan balap skubek
baru aja dipentas dua Minggu lalu di Sentul Kecil. Bahkan kabar
bagusnya, tahun depan ada 4 seri lagi. Untuk itu sebagai persiapan
rasanya perlu teori yang pas agar ada panduan dan tidak salah langkah.
x
Paling menarik untuk dicermati kelas 150 cc. Di Yamaha Mio
harus menggunakan piston 57 mm. Sedang stroke standar Mio yaitu 57,9
mm. Bagaimana menentukan ukuran klep dan besarnya karburator yang
digunakan?
Sebagai permulaan harus menentukan letak power di rpm berapa. Jadi, bukannya menentukan besarnya klep dulu.
Peak
power sekitar di 13.000 rpm untuk kelas 110 cc. Rata-rata tim lain
bermain di 12.000 rpm. Biar gampang ditentukan di 12.000 rpm saja ya,
maklum di skubek yang transmisi otomatis belum ada batasan. Juga
karakter tenaga bagusnya di gasingan bawah.
Juga
mesti tahu dulu gas speed (GS) di lubang porting. Menurut referensi
dari tuner luar negeri 80 meter/detik. Untuk motor balap Ibnu, yaitu
100-105 meter/detik. Angka ini menentukan homogenitas campuran
bensin-udara. Jika kelewat gede atau kurang dari 80 m/detik akan tidak
homogen.
Kemudian
mencari ukuran diameter inlet port. Menurut mekanik beken disapa Pakde
itu, paling gampang bisa diukur dari diameter lubang inlet di kepala
silinder yang ketemu dengan intake manifold.
Untuk menentukan besarnya bisa lihat rumus:
Diameter Piston2
Gas Speed= ————————–x Piston Speed
Diameter Inlet Port2
Gas Speed= ————————–x Piston Speed
Diameter Inlet Port2
Piston Speed = (2 x stroke x rpm)/60.
Yamaha Mio punya stroke 57,9 mm (0,0579 meter). Pada gasingan 12.000 rpm, maka Piston Speed = (2 x 0,0579 x 12.000)/60 = 23,16 meter/detik. Nah, dari sini bisa menghitung diameter inletnya. Yaitu:
Yamaha Mio punya stroke 57,9 mm (0,0579 meter). Pada gasingan 12.000 rpm, maka Piston Speed = (2 x 0,0579 x 12.000)/60 = 23,16 meter/detik. Nah, dari sini bisa menghitung diameter inletnya. Yaitu:
Diameter Piston²
Diameter Inlet Port = √————————–x Piston Speed
Gas speed
Diameter Inlet Port = √————————–x Piston Speed
Gas speed
0,057²
Diameter Inlet Port = √—————– x 23,16
100
Diameter Inlet Port = √—————– x 23,16
100
Diameter Inlet Port = 0,0274 meter = 27,4 m
Nah,
dari sana ketahuan bahwa diameter inlet port 27,4. Dari sini memang
agak rumit jika mau tahu ukuran diemeter klep ideal. “Harus melalui
rumus yang panjang dan perlu riset lama. Terutama tahu dulu diagram
kerja noken as dan bikin pusing,” jelas Ibnu yang sarjana elektro
sekaligus mesin itu.
Diameter klep tergantung letak peak power yang anda mau.
Untuk
itu Ibnu mau kasih rumus ringan. Katanya diameter inlet port itu untuk
ukuran motor cc kecil, yaitu 0,85 x diameter klep isap. Maka diameter
klep isap = Diameter Inlet Port/0,85 = 27,4/0,85 = 32 mm.
Klep
buang lebih kecil lagi. Besarnya berkisar 0,77 sampai dengan 0,80 x
diameter klep isap. Jika diambil yang paling besar yaitu 0,80 x 32 =
25,6 mm. Nah, ini dirasa sangat besar jika klep isap 32 mm dan buang
26,6 mm. Rasanya seperti sangat susah dipasang pada kepala silinder
yang hanya menggunakan piston diaemeter 57 mm.
Tapi,rumus
ini jika peak power ingin berada di 12.000 rpm. Untuk ukuran matik
harusnya lebih rendah lagi. Kan transmisi otomatis (CVT) butuh tenaga
galak di putaran bawah supaya cepat melesat.
Jika
tenaga bermain di gasingan 11.000 rpm klep isap 30,6 mm dan klep buang
24,5 mm. Kalau mau lebih rendah lagi misalnya di 10.000 rpm, maka klep
isap 29,5 dan buang 23,6 atau 24 mm. Jadi, besarnya diameter klep
tergantung dari letak peak power yang dimau.
Venturi Karburator.
Menentukan
besarnya venturi karburator juga bisa berpatokan dari perbandingan.
Sebagai contoh diambil dari buku panduan flowbench merek Superflow
SF-110/120. Perbandingannya 0,85 x diameter klep.
Sebagai
contoh seperti di atas jika diameter klep isap 32 mm. Maka venturi
karburator 32 x 0,85 = 27 mm. Namun dirasa susah mencari karburator
ukuran 27 mm. Kalau mau lebih gampang, pilih aja yang 28 mm. Seperti
Keihin PWK 28 misalnya.
Artikel
diatas, ditulis cara menentukan besarnya diameter lubang intake atau
isap di skubek. Contohnya di Yamaha Mio. Tentunya harus ditentukan dulu
letak peak power di rpm berapa yang anda mau.
Batang klep.
Letak
peak power atau tenaga puncak yang anda mau akan menentukan besarnya
diameter lubang isap. Juga akan menentukan pemilihan diameter payung
klep dan ukuran karburator yang diterapkan.
Rupanya
cara itu lumayan menarik perhatian skubeker yang doyang ngebut.
Seperti Nugroho dari Surabaya. “Jika sudah tahu ukuran payung klep yang
dipakai, kira-kira pakai punya klep apa dan gimana pasangnya?” tanya
pemakai Yamaha Nouvo itu lewat SMS.
Untuk Yamaha Mio
yang mau turun di kelas 150 cc pakai piston 57 mm, bisa menggunakan
klep beberapa tingkatan. “Tergantung letak peak power ada di rpm
berapa,” timpal Ibnu Sambodo, begawan 4-tak yang minggu lalu memberikan
rumusnya.
(1) Klep Sonic
Misalnya menyesuaikan dengan klep yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh klep Honda Sonic in 28 mm dan ex 24 mm. Herganya berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Namun risikonya harus potong batang klep lantaran kepanjangan. Kalau tidak repot comot aja merek TK, TDR atau Daytona khusus untuk Mio.
Misalnya menyesuaikan dengan klep yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh klep Honda Sonic in 28 mm dan ex 24 mm. Herganya berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Namun risikonya harus potong batang klep lantaran kepanjangan. Kalau tidak repot comot aja merek TK, TDR atau Daytona khusus untuk Mio.
Klep
ukuran 28/24 ini banyak dipakai skubeker. Jika menggunakan rumus yang
diberikan Ibnu minggu lalu, karakter tenaga atau peak power berkisar di
9.000 rpm. Namun pakai klep ini harus menggeser posisi sudut klep di
kepala silinder.
Standar
Mio klep in kemiringan dari vertikal 31,5 derajat dan klep buang 35,5
derajat. Jika memakai klep Sonic, kemiringan harus dibikin lebih landai
supaya tidak saling bertabrakan.
Dari
perhitungan menggunakan rumus sinus dan cosinus, didapat klep isap
kemiringannya harus dibikin 29,1 derajat. “Klep buangnya 33,5 derajat
dengan memperhitungkan jarak antar klep 4 mm.
Jarak antar klep bagusnya 3-4 mm supaya mesin adem.
(2) Klep EE 31/25,5 mm
Pilihan kedua, jika tenaga mesin mau berada di kisaran 11.000 rpm. “Bisa pakai klep berlogo EE yang diameter payung klep isap 31 dan buang 25,5 mm.
Pilihan kedua, jika tenaga mesin mau berada di kisaran 11.000 rpm. “Bisa pakai klep berlogo EE yang diameter payung klep isap 31 dan buang 25,5 mm.
Jangan
lupa jarak antar klep diseting 4 mm dan sudut kemiringan klep isap 28
derajat dan buang 33 derajat. Karakter klep EE antijeber alias tidak
mengembang meski menggunakan per yang keras dan kem lift tinggi.
Klep
ini memang batangnya lebih panjang. Konsekuensinya harus main potong
supaya ukurannya sama dengan punya Mio. Namun kelebihannya diameter
batang klep kecil alias sama dengan punya Yamaha Mio. Sehingga gesekan lebih ringan.
Meski
harus main potong batang, namun harganya lumayan ringan. Katanya sih
pihak JP Racing menjualnya dengan banderol Rp 150 ribu.
(3) Klep GL Pro Platina
Pilihan lain bisa coba klep GL-Pro platina alias tipe lama. Diameter payung klep in 31,5 mm dan ex 26 mm. Dipastikan cocok untuk mengejar tenaga di gasingan 11.500 rpm. Harganya lumayan bersahabat. Seperti buatan Indoparts yang dilego kisaran Rp 70 ribu.
Pilihan lain bisa coba klep GL-Pro platina alias tipe lama. Diameter payung klep in 31,5 mm dan ex 26 mm. Dipastikan cocok untuk mengejar tenaga di gasingan 11.500 rpm. Harganya lumayan bersahabat. Seperti buatan Indoparts yang dilego kisaran Rp 70 ribu.
Untuk
pemasangan klep ini Chandra yang spesialis ubah klep itu kasih
bocoran. “Kemiringan klep isap dipasang 27,5 derajat, sedang kemiringan
klep buang 32,5 derajat, kondisi ini jarak antar klep biar aman 5 mm,”
jelas Chandra.
Namun
menggunakan klep GL-Pro meski murah ada konsekuensinya. Batang harus
dipotong lantaran kepanjangan. Juga diameter batang klep lumayan gede,
yaitu 5,5 mm. Bandingkan punya Mio asli hanya 5 mm.
Jarak Antar Klep
Jarak antar klep memang tergantung dari kem. Terutama overlap dan lift. “Namun jangan kelewat jauh mematok jarak antar katup isap dan buang. Bagusnya sih 3 sampai 4 mm.
Jarak antar klep memang tergantung dari kem. Terutama overlap dan lift. “Namun jangan kelewat jauh mematok jarak antar katup isap dan buang. Bagusnya sih 3 sampai 4 mm.
Dari
analisis Jesi, jika jarak antar klep 5 mm atau lebih akan berakibat
mesin panas. Biasanya leher knalpot membara. Menandakan temperatur
mesin tinggi.
Untuk
mendapatkan kapasitas silinder besar, tidak hanya ditempuh dengan cara
bore up. Kini bisa juga diakali dengan stroke-up alias memperpanjang
langkah seher alias piston. Tetap perlu trik khusus supaya dicapai
stroke yang sangat panjang alias maksimal.
Persoalannya,
naik stroke abis terkendala setang piston yang dipakai dan celah pen
di kruk-as hanya sedikit. “Makanya diatasi dengan memperlebar diameter
bandul kruk-as dan ganti setang seher.
Untuk
memperpanjang langkah piston terbilang sulit. Mekanik harus
memperhitungkan matang pemilihan setang seher motor apa yang mau
dipakai. Apalagi perubahan ini tergantung dari pen kruk-as dan pen
piston pengganti.
Rasio girboks bisa dibikin setingan berat
Stroke panjang di bandul yang dilas jauh dari efek melintir
Puli primer lebih gede dari sekunder, untuk mengimbangi naiknya torsi
Bukan
cuma itu. Sisa celah antara crankcase dengan diameter luar bandul
kruk-as tidak boleh luput dari perhatian. Apalagi penggantian setang
seher di kruk-as dipengaruhi diameter bandul yang diperlebar dengan
cara dilas sekelilingnya.
Intinya,
mekanik harus pintar cari tukang bubut yang pandai membesarkan
diameter bandul kruk-as, membubut juga ngebalance. Sebab kalau tidak
sama yang ahli, kruk-as rawan melitir.
“Baru
deh cari setang seher yang ideal dipasang di kruk-as dan punya
diameter pen seher sama. Apalagi pembesaran diameter kruk-as selain
lebih kuat juga masih bisa memajukan posisi pen kruk-as.
Kini
diameter kruk-as yang sudah kena las membengkak jadi 108,8 mm dari
102,8 mm (standar). Adapun setang piston yang dipilih adalah milik
Suzuki TS125, RX-Z atau Ninja 150. Kebetulan dipilih Kunto dari TS125,
pakai laher bambu supaya pas dengan pen 15 mm.
Menggunakan
setang seher TS125 menguntungkan. Sebabe pin kruk as lebih kecil.
Sehingga posisi titik tengah pin bisa digeser jauh keluar. Hasilnya
didapat stroke lebih panjang.
Settingan Puli Dan Griboks
Agar stroke-up di mesin Mio seimbang dengan komponen reduksi di rumah CVT dan girboks, setingan dua komponen ini wajib disesuaikan. Diameter puli primer dibikin lebih besar daripada sekunder.
Agar stroke-up di mesin Mio seimbang dengan komponen reduksi di rumah CVT dan girboks, setingan dua komponen ini wajib disesuaikan. Diameter puli primer dibikin lebih besar daripada sekunder.
Saya
bikin ubahan ini ambil contoh hitungan gir reduksi sepeda. Torsi gede
bila gir depan lebih besar dari belakang, yang terpaksa bikin ulang
puli primer lebih besar dan ganti puli skunder kecil produk
aftermarket.
Lalu
di sektor gigi rasio, hanya mengganti setingan girboks dengan
perbandingan berat. Kalau aslinya pakai 14/45, sekarang pakai rasio
17/42.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar